BEDAH BUKU “ Pendidikan Kaum Tertindas “ Pengarang : Paulo Freire




Pendidikan Berbasis Masyarakat


DI SUSUN OLEH :


ADITYA BAHRUN NUR PRATAMA
 SITI ROHMAH
R. YASIN FADILLAH



BEDAH BUKU
PENDIDIKAN KAUM TERTINDAS” PAULO FREIRE

                                             

Judul Buku : Pendidikan Kaum Tertindas

Penulis : Paulo Freire Penerbit : LP3ESTebal : 221 Halaman, 11 x 17,5cm                                   
  ISBN : 978-979-3330-70-9 Katagori : Pendidikan- Filsafat

I.   TAMPILAN BUKU


1.   Desain Buku

Buku ini berjudul : Pendidikan Kaum Tertindas, pengarangnya adalah Paulo Freire dan diterbitkan oleh LP3ES. Desain buku terlihat sederhana dengan cover berwarna hitam dan putih serta sosok anak kecil dengan yang memakai baju lusuh serta isi buku bernuansa hitam putih. Meskipun tampilan buku terlihat sederhana serta syarat makna tetapi menurut kami buku ini sangat menarik untuk dibaca.


2.   Cover Buku


Dalam pembahasan Desain Buku pada poin pertama telah disinggung sedikit mengenai cover buku yang berwarna hitam dan putih. Cover buku ini terkesan memberikan sebuah makna sebuah kehidupan tentang penindasan. Kami mengatakan sederhana karena hanya menampilkan foto dari tokoh yang akan diceritakan dalam buku. Foto yang diberi efek gambar yang agak buram nampak seperti sebuah lukisan, hal ini menjadikan pembaca penasaran ingin segera tahu isi tulisan dari buku tersebut. Judul buku yang berwarna putih nampak jelas dalam bentuk tulisan timbul begitupun dengan foto pada cover itu.


3.   Layout Buku


Ketepatan layout buku biasanya dinilai dari tata letak dari elemen desain buku tersebut. Adapun layout pada buku ini diatur dengan tepat dan bagus sehingga desainnya terlihat gelap karena memberikan makna tentang penindasan. 

4.   Ukuran Buku


Buku berukuran 11 x 17,5 cm dan terdiri dari 221 halaman

5.   Jenis Kertas


Jenis kertas yang digunakan dalam buku ini yaitu jenis Bookpaper atau sering disebut juga Stora Enso. Jenis kertas ini sering digunakan pada buku novel dan buku cerita lainnya. Jenis kertas ini hampir sama dengan kertas HVS. Perbedaan yang mencolok hanya terletak pada warnanya. HVS berwarna putih bersih sedangkan untuk jenis Bookpaper berwarna cream atau kecoklatan dengan ketebalan standar. 90 persen merek kertas ini memiliki sertifikasi ekolabel yang mengakui berkurangnya dampak lingkungan.

II.   ISI BUKU


1.   Redaksional atau Tata Bahasa

Untuk penilaian redaksional atau tata bahasa dalam buku harus diperhatikan beberapa hal yaitu pemakaian huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca atau pungtuasi (simbol-simbol yang mewakili berbagai bentuk ekspresi). Buku ini sudah sesuai secara redaksional dan tata bahasanya, akan tetapi ada beberapa kesalahan baik dalam penulisan kata, penulisan huruf, dan penggunaan tanda baca.

2.   Gaya Penulisan


Untuk menilai gaya penulisan sebuah buku yang perlu diperhatikan yaitu jernih dan komunikatif, sesuai nalar dan logika atau saling berkaitan, serta akurasi kebenarannya. Hal tersebut sudah diterapkan dengan baik dalam buku. Buku ini sangat komunikatif dan jernih karena semuanya diceritakan secara baik dan jelas, cerita didalam buku ini juga sangat logis dan akurat, sumber informasi disebutkan dengan jelas, baik yang diperoleh dari saksi mata yaitu manusia, maupun dari tulisan-tulisan dalam buku-buku yang juga menjadi referensi.


3.   Membosankan atau tidak membosankan dibaca


Buku ini tidak membosankan, bahkan sebaliknya buku ini sangat menarik untuk dibaca. Kami mengatakan hal tersebut karena buku ini berisi tentang gambaran situasi politik yang terjadi di Brasil yang mencerminkan penguasa memiliki kuasa mutlak terhadap segala system yang ada pada saat itu sehingga berdampak ke seluruh kehidupan masyarakat khususnya dunia Pendidikan yang menjadi perhatian Freire dalam lingkup Pendidikan.
Tokoh-tokoh terkenal dari golongan kiri kental menghiasi isi seluruh buku ini seperti Karl Marx, Lennin, Fidel Castro hingga Che Guevara karena menceritakan perjuangan kaum buruh hingga revolusi yang diawali oleh tokoh tersebut.

4.   Efektifitas, Efisiensi, dan Ekonomis Penggunaan Kata


a.       Efektifitas

Buku berjudul Pendidikan Kaum Tertindas ini sudah cukup efektif walaupun masih ada beberapa kesalahan yang perlu diperbaiki, efektif yang dimaksud adalah penulisannya sudah sesuai EYD, sistematis, tidak boros dan tidak bertele-tele, serta tidak ambigu atau bisa dikatakan semuanya digambarkan secara jelas.


b.       Efisiensi


Dari segi efisiensi, buku ini cocok dibaca bagi orang-orang yang sudah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pendidikan. Karena kita akan lebih mudah memahami isi buku ini ketika kita sudah mempunyai pengetahuan tentang pendidikan. Dalam buku ini juga menggunakan istiah-istilah yang tidak umum dan tidak semua orang mengetahuinya.


c.       Ekonomis


Buku ini memberikan kontribusi yang luar biasa untuk menambah pengetahuan kita mengenai situasi politik yang terjadi sampai bangkitnya pendidikan di Brazil yang berlatar belakang kaum miskin atau kaum buruh supaya mempunyai hak yang sama dalam mengenyam pendidikan dan mengubah wajah sekolah yang tadinya penyiapan guru telah diabaikan menjadi penyiapan guru secara permanen dan berkelanjutan, dilakukan dimana saja dengan merefleksikan praktik yang dijalankan kapanpun terbuka peluang.  Politik menjadi suatu kekuatan yang memberikan efek langsung terhadap system tatanan kehidupan masyarakat.

III.    SUBSTANSI ISI


1.       Nilai-nilai yang dikembangkan

a. Nilai Kebebasan

Nilai kebebasan merupakan transendental dari system yang ada. Didalam buku ini ada beberapa paragraf yang mengandung nilai ketuhanan yaitu sebagai berikut : 1). Halaman 3 Paragraf 2Hanya dengan mengambil resiko hiduplah kebebasan dapat dicapai‟ tersebut. Yang kami maksudkan adalah bahwa setiap manusia berhak mendapatkan kehidupan yang layak sehingga tidak terjadi ketimpangan sosial.” Dari kalimat di atas kita mengambil pelajaran bahwa semua manusia sama kedudukannya apalagi dihadapan Alloh SWT manusia sama hanya yang membedakan adalah ketakwaan serta ilmu.
2). Halaman 35 Paragraf 2
Fromm ; kesenangan untuk berkuasa mutlak atas diri orang lain atau makhluk hidup lainnya sesungguhnya adalah sikap kejiwaan yang sadistis. Dengan kata lain bahwa tujuan sadism adalah mengubah seorang manusia menjadi sebuah benda, mengubah yang berjiwa menjadi tidak berjiwa, karena dengan adanya pengawasan mutlak” Dari Kalimat di atas bila kita kaitkan dengan nilai kebebasan yaitu Alloh SWT menciptakan manusia sebagai pemimpin minimal memimpin dirinya sendiri dalam kehidupan di dunia dan Islam sangat tidak membenci sifat perbudakan ataupun penindasan terhadap makhluk hidup.

b).   Nilai Edukatif


Nilai edukatif artinya adanya perubahan tingkah laku sosial peserta didik ke arah yang lebih baik. Adapun nilai edukatif yang dapat kita ambil dalam buku ini yaitu : 1). Halaman 73 Paragrap 2Pendidikan hadap-masalah sebagai suatu praksis pembebasan yang manusiawi.” Nilai edukatif yang dapat diambil dari paragraf di atas yaitu Pendidikan memberikan kebebasan bagi murid dalam kebebasan berpikir sehingga murid tidak menjadi objek penindasan yang dilakukan oleh guru.
2). Halaman 77 Paragrap 2  :
Dialog adalah bentuk perjumpaan diantara sesama manusia dengan perantaraan dunia dalam rangka menamai dunia. Dialog memberikan alternative kepada guru-murid dalam proses belajar supaya murid tidak menjadi objek metode dalam system bank yang terjadi di dunia Pendidikan

c.       Nilai Revolusi
Revolusi disini adalah suatu perubahan system secara menyeluruh sehingga tidak terjadi penindasan yang dilakukan oleh penguasa kepada rakyat dalam kehidupan bermasyarakat sehingga masyarakat berhak mendapatkan hak kehidupan yang layak.
Hal 138 paragraf 1
              Karl Marx “ tidak ada sejarah tanpa manusia dan tidak ada sejarah untuk manusia, yang ada hanya sejarah dari manusia, dibuat oleh manusia dan pada gilirannya membuat manusia”

           

IV.    REALITAKEPEDULIAN PAULO FREIRE TERHADAP PENDIDIKAN


                                      
              Paulo Freire yang dikenal sebagai tokoh, filsuf serta teoritikus berpengaruh di dunia terutama dalam dunia Pendidikan. Inovasi yang ditawarkan untuk dunia Pendidikan memberikan warna tersendiri dalam system Pendidikan yang terjadi saat itu. Freire mengalami dan merasakan langsung betapa ironis kesenjangan terutama didunia Pendidikan yang terjadi di brasil kelompok kaya mendapatkan hak yang layak sedangkan kelompok menengah tidak mendapatkan hak yang sama dengan kelompok kaya.
Pendidikan yang menggunakan metode system bank menjadi system penindasan yang selama ini terjadi di dunia Pendidikan sehingga beliau menawarkan suatu alternative Pendidikan yang membuat guru-murid mmempunyai porsi yang sama sehingga tidak terjadi proses penindasan yang selama ini sudah terjadi di dunia Pendidikan.
              Dialog yang didasari cinta dan kemanusiaan adalah dasar dari proses Pendidikan yang ditawarkan Freire dalam dunia Pendidikan. Dialog menjadi sebuah inovasi dalam Pendidikan yang selama ini menggunakan metode system bank yang merampas hak murid dalam belajar.
              Freire dekat dengan kaum buruh serta agamis sehingga beliau menyebut dirinya sendiri Kristen Marxisme sehingga di dalam buku ini sangat kental dengan semangat revolusi yang di pelopori terutama oleh kelompok kiri atau komunis seperti : Karl Marx, Lennin, Fidel Castro hingga Che Guevara
Paulo Freire dalam buku “Pendidikan Kaum Tertindasmemberikan pandangan bahwa situasi politik memberikan dampak yang besar dalam proses kehidupan bermasyarakat hingga ke seluruh ruang lingkup tatanan masyarakat. Pendidikan menjadi salah satu yang terkena pengaruh oleh system yang dibuat penguasa dari situasi politik yang terjadi di brasil.

V.   KESIMPULAN



1.  Buku ini cukup menarik untuk dibaca karena dari segi tampilan buku baik, isi dan substansi isi buku ini juga dapat menambah wawasan kita tentang siapa dan bagaimana pemikiran serta ide-ide serta inovasi Paulo Friere dalam kaitannya dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat.
2.  Paulo Friere adalah seorang tokoh, teoretikus dan filsuf berpengaruh di dunia khususnya di bidang pendidikan. Lahir di Recife, Brazil, 19 September 1921- meninggal di Sao Paulo, Brazil, 2 Mei 1997 pada umur 75 tahun.
3.  Sejarah hidup Paulo Friere mengalami langsung kemiskinan dan kelaparan pada masa Depresi Besar 1929, suatu pengalaman yang membentuk keprihatinannya terhadap kaum miskin dan ikut membangun pandangan dunia pendidikannya yang khas. Meskipun ia lulus sebagai ahli hukum, ia tidak benar-benar berpraktik dalam bidang tersebut. Sebaliknya, ia bekerja sebagai seorang guru di sekolah-sekolah menengah, mengajar Bahasa Portugis. Kemudian ia diangkat menjadi pejabat di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Pernambuco, Recife, dari sinilah ia terjun langsung melihat dan bergaul dengan orang-orang miskin yang buta huruf. Keberadaan ini yang membuat ia menjadi pemerhati pendidikan berbasis masyarakat, dan menghasilkan pemikiran-pemikiran kritis tentang pendidikan dan kurikulum yang baik untuk kemajuan dan pemerataan pendidikan masyarakat.
4.  Pemikiran-pemikiran Paulo Friere :

a.             Menggugat sistem pendidikan yang telah mapan dalam masyarakat Brazil, karena sistem pendidikan yang ada tidak berpihak pada masyarakat miskin

tetapi sebaliknya justru mengasingkan dan menjadi alat penindasan oleh penguasa.
b.            Konsep pendidikan Paulo Friere menganggap bahwa pendidikan merupakan proses pembebasan.
c.             Pelopor teori revolusi di Brasil
d.            Kondisi hubungan guru dan murid di semua tingkatan pendidikan, identik dengan watak bercerita, murid dianggap bejana-bejana yang akan dituangkan air (ilmu) oleh gurunya, bagi Friere ini pemahaman yang salah. Ini yang dinamakan Banking system yang kemudian dirobohkannya dengan menciptakan sistem baru yaitu Problem-posing education (Pendidikan hadap masalah).
e.             Friere menawarkan bahwa sesungguhnya pendidikan semestinya dilakukan secara dialogis. Ini dilakukan sebagai proses penyadaran (konsientisasi). Menurutnya, konsientisasi merupakan proses kemanusiaan yang ekslusif (khusus).
f.              Kritik Friere terhadap Pendidikan Bergaya “Banking System” yaitu mematikan kreatifitas/daya cipta siswa hanya menghafal apa yang disampaikan oleh guru, hanya menguntungkan golongan tertentu manusia bukan mahluk pasif.
g.            Pendidikan alternatife Friere :

-       Pendidikan “menghadapi masalah”
-       Manusia tidak terlepas dari realitasnya
-       Realitas harus dihadapkan pada siswa
-       Manusia mempunyai potensi berkreasi dalam realitas.
-       Membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi, dan politik

VI.   ANALISA

                                                                                                          

Politik memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan bermasyarakat khususnya dalam dunia Pendidikan yang terjadi saat ini, secara tidak langsung system kekuasaan pun masuk ke ranah Pendidikan sehingga berdampak di ruang kelas. Guru menjadi penguasa mutlak sedangkan murid menjadi objek atau tertindas, oleh karena itu revolusi wajib di gelorakan supaya tidak terjadi penindasan dalam kehidupan tatanan masyarakat maupun di sekolah.
Murid berhak bebas dalam membuat Analisa dan berpikir serta guru wajib melakukan dialog kepada murid untuk mendapatkan kebebasan berpendapat dalam belajar di ruang kelas. Dialog didasari dengan cinta dan kemanusiaan sehingga tidak terjadi penindasan kepada siapapun karena manusia memiliki hak untuk merdeka minimal kepada dirinya sendiri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN MAKALAH ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA KANTOR

POLA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM KH.AHMAD DAHLAN DALAM PERSPEKTIF HA.MUKTI ALI

SEPULUH PERUBAHAN PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA